Gunung Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, masih tertutup untuk pendakian. Hal ini seperti diungkapkan Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu Kachfi, Senin (13/7).
"Radius bahaya yang direkomendasikan pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi adalah sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan Gunung Lokon," katanya di Tomohon.
Radius sejauh ini, kata dia, harus steril dari aktivitas warga apakah di bidang pertanian, perkebunan, hingga pendakian ke puncak atau kawah karena berisiko.
Sebab, kata dia, ketika terjadi letusan tiba-tiba, terbuka peluang material vulkanik yang dilontarkan dari kawah bisa menjangkau radius ini. "Artinya memang sangat berbahaya. Mudah-mudahan semua pihak bisa mematuhi radius bahaya yang telah direkomendasikan," katanya.
Larangan pendakian, tak digubris pemuda-pemudi berkelompok yang hampir setiap akhir pekan berwisata ke puncak atau kawah Gunung Lokon.
Lokasi yang menjadi pintu masuk adalah Kelurahan Kakaskasen I, Kecamatan Tomohon Utara, selanjutnya melakukan perjalanan hingga ke areal penambangan batu dan tak lebih dari satu jam mereka bisa mengakses daerah sekitar kawah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga telah memasang spanduk berisi peringatan tidak melakukan pendakian karena terjadi peningkatan status siaga, namun tidak digubris.
"Kami tertarik dengan kawah baru yang muncul tak jauh dari kawah utama. Itu dorongan kami datang mendaki gunung," kata Stella, warga Manado yang mengaku siswa salah satu sekolah SMA di Manado.
Gunung Lokon terakhir kalinya meletus pada 20 Mei 2015, letusan saat itu diiringi bunyi dentuman yang terdengar hingga beberapa kilometer dari kawah.