Lereng Gunung Guntur yang berada di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terbakar, Minggu, 19 Juli 2015. Peristiwa ini diduga akibat cuaca panas pada musim kemarau kali ini. Berdasarkan pantauan Tempo, titik api tersebar hingga ke bagian puncak. Kepulan asap dari lereng gunung dapat dilihat dari jarak yang cukup jauh seperti di Tarogong dan objek wisata pemandian air panas.
Titik api ini berada di sekitaran blok Rejeng yang berdekatan dengan air terjun Citiis. "Api mulai terlihat sekitar jam 11.00WIB tadi," ujar Tintin, 52 tahun, warga Tanjung, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler. Hingga berita ini ditulis, titik api dan kepulan asap masih terlihat di lereng gunung Guntur. Petugas Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Garut, terlihat menuju titik kebakaran dengan menggunakan kendaraan bak terbuka.
Lokasi kebakaran ini jaraknya cukup jauh dari pemukiman warga. Begitu juga dengan objek wisata Cipanas. Lokasi kebakaran berada di dekat penambangan pasir ilegal. Kebakaran di Guntur ini biasa terjadi. Kebakaran ini biasanya diakibatkan karena gesekan antara pepohonan yang kering. Apalagi di kawasan lereng gunung Guntur ini banyak ditumbuhi ilalang. Hanya beberapa tanaman keras yang tumbuh.
Saat Gunung Guntur di Garut, Jawa Barat terbakar pada Minggu (18/7/2015) sekira pukul 11.00 WIB, Ratusan pendaki tengah berada di atas. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Dadi Djakarya mengatakan, sejak asap terlihat di blok regeng hingga ke wilayah tapal kuda, pendaki sudah diminta turun. Tapi sebagian dari mereka memilih tetap berada di atas. "Sebagian sudah turun, sebagian lagi tidak mau karena sudah nyaman. Mereka kan berkemah di atas," kata Dadi saat dihubungi Metrotvnews.com, Minggu.
Dadi mengatakan, memang titik api jauh dari pendaki kira-kira sekitar 4Km. Namun, karena pada malam ini, kebakaran yang tadinya hanya asap sudah berubah menjadi api, maka BPBD, Basarnas, petugas kehutanan, dan relawan sudah mengevakuasi pendaki. "500an orang sudah turun, kurang lebih 30 orang kondisi masih di atas dan aman dari titik api. Sejak sore sudah diimbau untuk turun karena dirasa aman jadi kurang mendengar himbauan," pungkas dia.