Jazz Gunung Bromo 2017 digelar sehari setelah NKRI merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-72. Yaitu dua hari mulai 18 Agustus mendatang. NKRI akan merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-72 pada 17 Agustus mendatang. Momentum yang sarat akan nuansa nasionalisme tersebut dimanfaatkan para penggagas Jazz Gunung Bromo yaitu Sigit Pramono Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto untuk memupuk rasa dan jiwa keindonesiaan.
Jazz Gunung Bromo 2017 akan digelar dua hari pada 18-19 Agustus mendatang di Amfiteater Terbuka, Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, dengan mengusung tema 'Merdekanya Jazz Meneguhkan Indonesia'. Menurut Butet, musik jazz menggambarkan keragaman Indonesia yang kaya akan suku, budaya, bahasa dan agama. "Indonesia sama seperti musik jazz, suatu genre musik yang memungkinkan berbagai aliran musik, berbagai karakter vokal bisa menyatu," kata Butet.
Dalam gelaran kesembilan nanti, diperkirakan akan banyak kejutan. Tentu saja sesuai dengan tema yang diusung. Seperti bakal hadirnya Soimah yang tidak memiliki latar belakang musik jazz. Sinden yang dikenal memiliki suara tinggi sudah dipersiapkan oleh Djaduk sebagai salah satu kejutan.
Bagi para pencinta musik jazz dan yang penasaran dengan keindahan panorama Bromo, panitia menyediakan paket akomodasi. Yaitu Rp 2,8 juta per paket. Harga tersebut meliputi biaya antar jemput ke Bandara Juanda Surabaya, tiket menginap tiga hari dua malam di hotel terdekat, tiket VIP A untuk dua hari dan merchandise Jazz Gunung Bromo.