Wisata Galian Pasir di Gunung Guntur Garut

Bupati Garut, Rudy Gunawan dan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno memasang portal di cagar alam Kamojang Komplek Gunung Guntur, Garut agar tidak dilintasi truk pengangkut pasir, Rabu (26/7/2017). 

Galian pasir di kawasan Gunung Guntur, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, hari ini resmi ditutup oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Wiratno. Para penambang pasir dilarang untuk melakukan aktivitas penambangan.

Nantinya lahan bekas galian pasir disarankan beralih fungsi menjadi objek wisata. Pihak KSDAE pun optimistis rencana tersebut bisa terealisasi untuk menghentikan kerusakan lingkungan di Guntur.

Jalur menuju kawasan pertambangan di Blok Seureuh Jawa, Desa Pasawahan pun kembali dipasang portal. Sebelumnya, Pemprov Jabar pada Desember 2015 juga sempat memasang portal di lokasi yang sama. Jarak portal yang lama dan baru hanya beberapa puluh meter.

Pemasangan portal diklaim akan menghambat aktivitas galian pasir di Gunung Guntur. Namun kenyataannya, pascapemasangan portal tahun 2015 aktivitas galian pasir masih berlangsung. Sejumlah jalur baru dibuka untuk dilintasi truk pengangkut pasir.

Aksi pemasangan portal sudah beberapa kali dilakukan. Tercatat sudah tiga kali pemasangan portal dalam kurun waktu 10 tahun. Namun upaya tersebut belum mampu menghentikan aktivitas penambangan pasir di cagar alam Kamojang, Komplek Gunung Guntur.

"Saya sarankan ke Pak Bupati dan BKSDA Jabar untuk menjadikan lokasi ini (eks galian pasir) jadi tempat wisata. Di Yogja sudah dilakukan (galian pasir jadi objek wisata)," kata Wiratno, saat menutup lokasi galian pasir, Rabu (26/7/2017).

Nantinya masyarakat yang berprofesi sebagai penambang akan diajak untuk alih profesi. Jika sudah merasakan manfaatnya, ia mengklaim masyarakat tak akan kembali menjadi penambang.

"Kalau dapat manfaat dari wisata ngapain gali pasir. Dari wisata bisa kasih penghasilan ke masyarakat. Harus ada manfaat selain pasir," ujarnya.

Terkait masalah penegakan hukum di kawasan Gunung Guntur, Wiratno enggan memberikan tanggapan lebih lanjut. Menurutnya permasalahan itu akan ditangani BKSDA Jabar.

"Lokasi ini bagus untuk jadi spot selfie sebagai pengganti manfaat pasir. Di Jogja saja dari wisata selfie per tahunnya bisa dapat Rp 5 miliar. Apalagi di sini lokasinya lebih bagus," katanya.
 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design