Muncul lubang magma baru di kaldera Gunung Raung (3.332 Mdpl). Keberadaan lubang magma ini menambah lubang dapur magma yang telah ada. Artinya kini Raung memiliki dua lubang dapur magma. Lubang baru ini terpantau oleh satelit Lansat 8 pada 25 Juni 2015.
Menurut pengamat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Buhan Alethea, keberadaan dua lubang magma ini akan melancarkan aliran lava pijar Raung. "Dan bisa mencegah letusan lebih besar. Jadi kami prediksi letusan Raung masih akan seperti ini tetapi prosesnya lama," ujar Buhan, Sabtu (4/7/2015).
Sementara itu, tremor Gunung Raung terus meningkat. Per Jumat (3/7/2015), gempa tremor Raung mencapai amplitudo 26 milimeter. Burhan memprediksi gempa tremor akan bertahan di amplitudi 28 milimeter. Meskipun terjadi peningkatan gempa tremor, namun terjadi peregangan frekuensi tremor. Hal itu menandakan berkurangnya tekanan gunung yang berada di Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember itu.
Burhan mengatakan, hal yang dikhawatirkan yakni jika amplitudo tremor Raung mencapai 32 milimeter, yang ditambah visualisasi yang lebih buruk daripada saat ini. "Situasi lebih buruk itu kalau sampai lava pijar keluar kaldera, suara gemuruh yang sering, dan keluar asap yang makin pekat. Tetapi sejauh ini lava pijar masih tertampung di kaldera," imbuhnya.
Status Gunung Raung naik dari Waspada menjadi Siaga pada 29 Juni 2015. Visual yang terlihat dalam masa status ini antara lain gemuruh, keluarnya asap pekat, dan hujan abu. Hujan abu mengguyur sejumlah daerah seperti Desa Sumberarum Kecamatan Songgon, Banyuwangi dan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso. "Abunya tipis, sudah turun tiga hari terakhir," ujar Ghani, warga Desa Sumberarum Kecamatan Songgon. - tribunnews