Soe Hok Gie, seorang aktivis yang kehilangan nyawanya setelah menghirup gas beracun yang keluar dari kawah Jonggring Saloko (Mahameru, puncak Gunung Semeru, Jawa Timur). Sosok Gie seolah melekat dengan gunung tertinggi di pulau Jawa tersebut. Berita kematiannya pada 16 Desember 1969, terdengar hingga ke pelosok nusantara, bahkan hingga ke luar negeri. Kisah akhir hidupnya saat mendaki Gunung Semeru masih jadi pembicaraan hangat hingga saat ini.
Untuk mengenang Gie dan sahabatnya Idhan Lubis yang meninggal di puncak Mahameru, dipasanglah sebuah plakat dari lempengan baja di puncak Mahameru yang berada di ketinggian 3.676 mdpl. Plakat ini dipasang pertama kali pada 1970 oleh sahabat Gie yakni Herman Lantang. Setelah itu, plakat in memoriam Soe Hok Gie dan Idhan Lubis diganti pada 1989 dan 2002 oleh Indonesian Green Ranger.
Di plakat lempengan baja tersebut tertulis IN MEMORIAM SOE HOK GIE & IDHAN LUBIS, lengkap dengan sebuah puisi. Berikut puisi yang tertulis dalam plakat tersebut:
Yang mencintai udara jernih
Yang mencintai terbang burung-burung
Yang mencintai keleluasaan dan kebebasan
Yang mencintai bumi
Mereka mendaki ke puncak gunung-gunung
Mereka tengadah dan berkata,
ke sanalah Soe Hok Gie dan Idhan Lubis pergi
Kembali ke pangkuan bintang-bintang
Sementara bunga-bunga negeri ini tersebar sekali lagi
Sementara sapu tangan menahan tangis
Sementara Desember menabur gerimis
Plakat tersebut seolah menjadi magnet yang mengundang para pendaki dan pecinta alam dari berbagai daerah, bersemangat untuk menapakkan kaki di puncak Mahameru. Raut kekecewaan tidak bisa disembunyiakan dari wajah beberapa pendaki manakala tidak menemukan lagi plakat tersebut. Rupanya, plakat tersebut sudah diturunkan dari puncak Mahameru.
Plakat tersebut diturunkan pada 16 Desember 2012. Untuk penjemputan dan penurunan plakat, dibutuhkan waktu sekitar 3 hari. Mamat menuturkan, bukan perkara mudah menurunkan plakat Gie dari puncak Mahameru. Setelah diturunkan dari ketinggian 3.676 mdpl, plakat tersebut dikabarkan disimpan oleh pegiat alam bebas Indonesia Green Ranger yang didirikan oleh Idhat Lubis yang tak lain adalah kakak almarhum Idhan Lubis.
Tidak hanya plakat in memoriam Gie yang ada di kawasan Gunung Semeru. Di sepanjang jalur pendakian mulai dari Ranu Kumbolo hingga Arcopodo, sangat mudah menemukan plakat yang dipasang untuk mengenang para pendaki yang menyatu dengan Mahameru. Tulisan yang tertera di plakat in memoriam para pendaki pun cukup indah dan penuh makna. Pihak balai besar TNBTS mengaku sering kecolongan dengan terpasangnya plakat in memoriam tersebut. "Ada beberapa yang izin ke kita. Kalau izin pasti kita antar untuk menentukan lokasi pemasangan. Tapi kebanyakan kami kecolongan dan tiba-tiba sudah terpasang," kata Mamat.
Semua plakat in memoriam rencananya bakal diturunkan untuk membersihkan kawasan Gunung Semeru. Dia mengaku, beberapa pendaki sempat menilai bahwa plakat-plakat tersebut memberi kesan sedikit menyeramkan. Setelah diturunkan, plakat in memoriam para pendaki yang meninggal di Semeru bakal diabadikan oleh pihak balai TNBTS. Rencananya, plakat-plakat tersebut akan dipajang di tempat pendaftaran pendakian Gunung Semeru yang terletak di Desa Ranu Pani. Dalam pandangannya, pemindahan plakat-plakat in memoriam tersebut tidak akan mengurangi esensi dan penghormatan terhadap pendaki yang meninggal di Gunung Semeru.